#Napi Kabur
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dead Rising Deluxe Remaster Reanimates
Perubahan pada kualitas hidup dan opsi aksesibilitas dalam remaster Dead Rising sangat disambut baik, meskipun beberapa kekurangan dari game aslinya masih ada.
Ketika Dead Rising Deluxe Remaster (DRDR) pertama kali diumumkan, saya sedikit bingung — meskipun namanya mengisyaratkan itu adalah remaster — saya sulit menentukan apakah harus menganggapnya sebagai remaster atau remake. Batas antara keduanya semakin kabur dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang terjadi pada Crash Bandicoot N. Sane Trilogy dan The Last of Us Part I yang disebut remake, meskipun lebih terasa seperti lapisan cat baru yang mewah.
Setelah beberapa jam bermain DRDR, sekarang saya tahu bahwa proyek ini mirip dengan kedua contoh tersebut. Ini sangat setia pada versi aslinya dalam banyak hal, dengan tambahan perbaikan kualitas hidup yang bagus, namun juga masih menyimpan kekurangan game aslinya. Namun, ketika saya memainkannya, saya merasa game ini tetap menjadi sebuah klasik yang tidak sempurna.
Bagi yang baru mengenal seri ini, Dead Rising pada dasarnya adalah interpretasi Capcom yang lucu dan gelap dari film legendaris karya Romero, Dawn of the Dead, di mana para penyintas manusia terjebak di mal yang dipenuhi zombie. Untuk pertama kalinya, Dead Rising Deluxe Remaster membawa seri ini ke RE Engine milik Capcom, yang menampilkan beberapa warna cerah game ini dalam nuansa yang hampir sepia, mirip dengan Resident Evil 7.
Namun, ini tidak berarti game ini kehilangan kekonyolannya seperti yang terjadi pada Dead Rising 3; ini tetap terasa seperti Dead Rising yang kita kenal, dengan tempat-tempat seperti toko mainan dan bioskop di dalam Willamette Mall ikonik tetap seaneh dan semenarik sebelumnya. Lompatan grafis dibandingkan dengan remaster setengah hati dari tahun 2016 pun sangat jelas, dan bagi yang belum pernah mencoba game ini, saya tidak berharap perubahan pada palet warnanya akan cukup mengurangi kesan bahwa ini adalah versi terbaik dari game tersebut.
Barang-barang penyembuh yang sangat berguna sebelumnya, seperti sebotol besar krimer kopi yang Frank West minum secara kartun di ruang aman, kembali menjadi penyelamat besar. Para penjahat over-the-top dari game ini pun kembali, seperti Adam the Clown dengan mini-chainsaw yang bisa memecah game. Menjelajahi mal sebagai Frank yang berotot besar, berlomba melawan misi yang selalu bergerak maju dengan iringan musik latar mal yang tak lagi pas untuk kiamat zombie, dan menendang zombie hingga jatuh, masih terasa sama menyenangkannya di tahun 2024 seperti pertama kali ketika game ini membuat saya membeli Xbox 360 hampir 20 tahun yang lalu.
Saya kehilangan beberapa penyintas di halaman mal ketika para napi yang menjengkelkan dalam Humvee muncul, seperti dulu. Meskipun para sekutu saya dilengkapi dengan senjata favorit mereka dan mampu menghadapi zombie dengan cukup baik (mereka tidak terlalu sering tertangkap seperti yang saya ingat di tahun 2006), mereka tetap tidak bisa banyak membantu saya melawan para kriminal dengan mini-gun mereka, dan halaman itu pun segera menjadi kuburan bagi sekutu saya.
Kematian mereka terasa tidak adil; saya sudah berusaha sebaik mungkin melindungi mereka, namun pada akhirnya mereka tetap tidak cocok untuk bertahan hidup, seperti dalam game aslinya. Menyelamatkan penyintas menjadi proses yang lebih menyenangkan di game Dead Rising berikutnya, ketika perilaku NPC menjadi lebih canggih. Oleh karena itu, dalam satu aspek ini, DRDR tampaknya kembali ke versi terburuk dari pengalaman NPC.
Meskipun saya berharap game ini bisa mengatasi masalah NPC yang mencolok, saya tetap sangat bersemangat untuk bermain Dead Rising lagi. Lebih dari sekadar memperhatikan kekurangannya yang masih ada atau memperbaikan yang sudah dilakukan, kesan utama saya dengan Dead Rising Deluxe Remaster adalah bahwa game ini semakin mengukuhkan dirinya sebagai sebuah klasik sejati, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Menjelajahi mal yang dipenuhi zombie sambil berdandan seperti Mega Man dengan gitar di tangan dan tiga galon jus jeruk di saku ternyata tetap menyenangkan. Saya pernah bersumpah tidak akan kembali ke Dead Rising asli karena hal-hal seperti timer misi yang ketat, NPC yang tidak berdaya, dan pertarungan yang agak kaku. Namun, setelah memainkan remaster ini, saya menemukan bahwa saya ternyata telah melunak terhadap beberapa masalah game tersebut seiring waktu, sama seperti game ini yang juga memperbaiki beberapa di antaranya. Dead Rising Deluxe Remaster mungkin bukan solusi sempurna untuk semua kekurangan dari game aslinya, tetapi tampaknya berhasil mengurangi banyak dari masalah tersebut.
Gaming Gacor — akan membagikan ulasan lengkap Dead Rising Deluxe Remaster beberapa minggu ke depan sebelum peluncuran digital pada 19 September, dengan rilis fisik yang menyusul pada 8 November.
1 note
·
View note
Text
Banjir Jebol Tembok Penjara, Ratusan Napi di Nigeria Kabur
http://dlvr.it/TDJ4cX
0 notes
Text
Gue juga mau ngelakuin apa yg org2 seumuran gue pada lakuin. Trip, food hunting, pacaran, some of them even smoke. Tapi entah kenapa gue ngerasa tidak diciptain buat itu semua. Lingkungan gue tidak mendukung. Setelah gue tau kehidupan temen-temen gue, gue ngerasa, selama ini, gue kayak napi kabur. Selama ini gue dipenjara. Gue dipenjara oleh pemikiran orang-orang di sekitar gue. Gue kabur dari bui untuk melakukan kewajiban gue aja. Biar keliatan normal.
0 notes
Text
Perempuan yang Diduga Bantu Napi Kabur dari Lapas Cebongan Sleman, Diamankan Petugas Gabungan
Perempuan yang Diduga Bantu Napi Kabur dari Lapas Cebongan Sleman, Diamankan Petugas Gabungan
BNews—SLEMAN— Seorang perempuan berinisial MY diamankan petugas gabungan dari Lapas Kelas IIB Sleman atau Lapas Cebongan dan jajaran kepolisian. Perempuan tersebut diduga terlibat dalam kaburnya satu warga binaan Lapas Cebongan beberapa waktu lalu. Informasi tersebut dibenarkan oleh Kalapas Cebongan Kusnan saat dikonfirmasi awak media. Ia menyatakan, perempuan berinisial MY tersebut diamankan…
View On WordPress
0 notes
Text
Seorang Napi Kasus Pembunuhan Kabur dari Lapas Ternate
Seorang Napi Kasus Pembunuhan Kabur dari Lapas Ternate
satumalukuID – Salah seorang nara pidana (Napi) kasus pembunuhan yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ternate, Maluku Utara (Malut) bernama Muhammad Kasim Hafel alias Upi melarikan diri. “Upi diketahui melarikan diri dengan memanjat tembok Lapas setelah melakukan pengrusakan gembok kamar yang dihuni bersama Bayu salah satu kasus narkotika, pada Selasa (24/8/2021)…
View On WordPress
#Lapas Kelas IIA Ternate#Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ternate#Maluku Utara#Malut#Napi#Napi Kabur#Nara Pidana#Narapidana Kasus Pembunuhan#Ternate
0 notes
Text
Napi Curanmor Kabur dari Lapas di Bali Saat Potong Rumput | #RecehkanTwitter #JokowiTakutFPI >>> Click Link ini !!!
Napi Curanmor Kabur dari Lapas di Bali Saat Potong Rumput | #RecehkanTwitter #JokowiTakutFPI >>> Click Link ini !!!
[ad_1]
Foto: I Gede Sugiarta, napi Rutan Bangli yang kabur. (Istimewa)
Bangli – I Gede Sugiarta (37) dilaporkan kabur dari Rutan Kelas IIB Bangli, Bali saat kegiatan gotong royong. Narapidana dan residivis kasus pencurian motor dan ponsel itu kini diburu.
Peristiwa itu terjadi Rabu (27/11) sekitar pukul 10.00 Wita. Gede Sugiarta melarikan diri saat mendapat tugas memotong rumput.
“Yang…
View On WordPress
#bali#Click#curanmor#Dari#JokowiTakutFPI#Kabur#Lapas#Link#Napi#napi kabur#Potong#RecehkanTwitter#Rumput#Saat
0 notes
Photo
50 Persen Napi Telah Serahkan Diri, Anthonius Akui Kanwil Dalami Kronologis Penyerangan dan Pembakaran Lapas Sorong Orideknews.com, MANOKWARI, - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat, Anthonius Mathius Ayorbaba, SH.,M.Si mengatakan pihaknya akan mendalami kronologis dan melakukan pemetaan terhadap proses penyerangan dan pembakaran lapas kelas IIB Sorong pada Senin, 19 Agustus 2019 lalu.
0 notes
Text
Satu Napi Kabur dari Lapas Kelas IIB Cilacap
Satu Napi Kabur dari Lapas Kelas IIB Cilacap
CILACAP – Seorang narapidana (napi) dikabarkan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Cilacap. Napi kasus pencurian dengan masa hukuman 2 tahun ini berhasil kabur dengan cara menyelinap dan memanjat pagar, saat petugas konsentrasi membagikan makanan. Koordinator Lapas se Nusakambangan dan Cilacap Jalu Yuswa Panjang mengatakan, aksi kaburnya napi tersebut terjadi pada Minggu…
View On WordPress
0 notes
Text
Sempat Kabur, Tahanan di Painan Ditangkap Lagi
Sempat Kabur, Tahanan di Painan Ditangkap Lagi
INGATLAH, PAINAN – Sempat kabur dari rumah tahanan (rutan) kelas II B Painan, akhirnya R (30) ditangkap Tim Opsnal Polres Pesisir Selatan. Kepala Rutan Kelas II B Painan, Fajar Ferdinan mengatakan, R kabur pada Selasa (27/4/2021) sekira pukul 12.30 WIB. Setelah melakukan pencarian, R ditangkap pada Rabu (28/4/2021) di Bukit Pincuran Boga, Painan pada pukul 21.15 WIB. “Berkat informasi masyarakat,…
View On WordPress
0 notes
Link
#napi#china#kabur#tangerang#lapas#berita#berita harian#berita harian terbaru#berita harian terkini#berita harian terpercaya#berita terbaru#berita terkini#berita terpercaya
0 notes
Text
Panik Jam 2 Pagi
Lon, aku belum cerita soal ini sepertinya.
Jadi, saat kemarin di Semarang, hari pertama di hotel, aku tidur lebih cepat daripada biasanya.
"Bhy, aku ngantuk banget. Kerjaanmu sudah selesai? Aku tidur duluan, ya," ucapku ke kawan sekamarku.
"Iya, Ca. Sudah nih. Okeee, tidur ajaa. Aku masih nanti."
Selepas itu, aku langsung pulas. Kawan sekamarku ini sudah hapal, aku pelor dan kalau sudah tidur bisa nyenyak sekali.
Tapi di hari itu, tumben sekali aku terbangun sekitar jam 2 pagi. Kamar gelap dan baru saja aku ingin meletakkan handphone di meja samping tempat tidur setelah melihat jam, tiba-tiba alarm tanda bahaya hotel berbunyi. Pengunjung diminta keluar dari hotel.
Panik. Jam 2 pagi, alarm tanda bahaya berbunyi, aku tidak tahu ada bahaya apa. Pikiranku ke mana-mana karena kemarin baca berita ada kebakaran yang menewaskan puluhan napi. Aku langsung bergegas lompat dari tempat tidur, masih pakai baju tidur. Aku bangunin kawan sekamarku sambil buru-buru ambil jaket, pakai jilbab, dan masker. Kawanku tak kunjung bangun.
Aku buka pintu kamar dan lorong sepi. "Astaga, ini orang-orang enggak dengar alarm tanda bahaya berbunyi kah?" Aku panik sendirian.
Kulihat kawanku bangun tidur dan bertanya, "Kenapa, Ca?"
"Bhy, alarmnya bunyiiiiii!!!! Ayo bangun! Aku rapiin tas dulu," ucapku sambil beberes isi tas yang bercecer di atas meja.
"Haaa? Ini ada apaan, Ca? Kok bunyi alarmnyaaa?"
"Gatauuuu... Tapi di lorong sepi, Bhy. Ini orang-orang masih pada tidur kayaknya."
Kemudian alarm berhenti. Aku dan kawanku terdiam. Jantungku masih berdetak kencang sekali. Masih mencoba untuk mengatur napas, tiba-tiba alarm berbunyi lagi.
"BHY, INI APAAN BUNYI LAGIIIII..."
"CAAA, KITA MAU KABUR GIMANA, HADUH INI GUE MASIH PAKE PIYAMA GINI."
"SAMAAA! GUE JUGA CUMA PAKE BAJU TIDUR SAMA JAKET."
"CAAA, KOK LU TUMBEN BISA BANGUN DENGER ALARM GINI?!"
"PAS BANGET GUE KEBANGUN TADI. TIBA-TIBA ALARMNYA BUNYI."
Aku reflek buka pintu kamar lagi dan kali ini warga di lantai 6 lebih ramai keluar ada di lorong. Total ada empat kamar di lantai ini yang isinya adalah rekan kerjaku, salah satunya kamar atasanku. Semua panik.
"CA, LO UDAH RAPI?" tanya kawan sekamarku.
"UDAAAH. TAS GUE TINGGAL ANGKUT."
Ibu M, salah satu rekan kerja di kantor yang kamarnya satu lantai denganku dengan sigap bilang, "Sebentar sebentar, saya coba telepon pihak hotelnya dulu. Jangan panik dulu."
Sesaat setelah itu, alarm berhenti berbunyi. Kami warga lantai 6 saling beradu pandang, mencoba memahami keadaan apakah sudah aman atau belum. Semenit, dua menit, tiga menit. Alarm tidak berbunyi lagi.
"Aman ya?" tanya atasanku dengan ekspresi sangat waspada.
"Ada yang merokok kali nih, jadi alarmnya bunyi," sahut Mbak E, teman sekamar atasanku.
"Haduh, pihak hotel enggak bisa dihubungi," kata Ibu M.
Aku bisa berpikir lebih jernih. Iya, mungkin ada yang merokok. Setelah terdiam cukup lama di lorong dan alarm tanda bahaya tidak berbunyi lagi, kami memutuskan untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Jantungku masih berdetak tidak karuan.
"Caaa, aseli lu sigap banget! Tas rapi cepet banget, udah pakai jaket, jilbab, sempet pakai masker!" kawan sekamarku mengomentari kesigapanku.
"GUAAAA PANIKKKKK, BHY! Ini di kota orang, jauh dari rumah, denger alarm tanda bahaya. Yang ada dipikiran gua cuma kabur dari hotel secepatnya kalau ada apa-apa."
"SAMAAAA, GUE JUGA PANIK! Ngeliat elu sigap gini bikin gue makin panik."
Kami duduk di pinggiran tempat tidur. Aku masih mengatur napas biar lebih tenang.
"Kita bisa tidur nih? Kok aku takut ya," ucapku was-was.
"Kayaknya aman, Ca. Ini alarm enggak bunyi lagi."
"Aman ya?"
"Iyaaa... Semoga. Betul kata Mbak E kayaknya ada yang merokok jadi alarmnya bunyi."
Hening beberapa saat. Aku ragu mau melepas jaket dan jilbab. Masker sudah kulepas. Lalu kulihat kawanku bergerak mau tidur lagi.
"Udah, Ca. Tenang. Aman. Alarmnya enggak bunyi lagi. Dah tidur lagi. Besok kita harus bangun pagi."
Kawanku sudah selimutan dan aku masih duduk di pinggir tempat tidur, masih pakai jaket dan jilbab. Masih was-was, takut tiba-tiba alarm bunyi lagi. Aku mau pulang ke rumah dengan selamat.
Selang beberapa menit yang cukup panjang, kulihat kawanku sudah tertidur dan aku masih di posisi yang sama.
Aman ya? Tidur nih?
Aku masih menimbang-nimbang sampai akhirnya memutuskan untuk lepas jaket dan jilbab, kemudian beranjak ke tempat tidur. Aku masih terjaga beberapa saat di dalam selimut. Kemudian pelan-pelan memejamkan mata setelah meyakinkan diri sendiri bahwa keadaan aman dan akan baik-baik saja.
Esok paginya, kami mendengar kabar dari pihak hotel bahwa memang ada pengunjung lain yang merokok di dalam kamar no smoking. Aku bisa bernapas lega setelah tahu alasan kepanikan semalam.
Satu hal yang aku sadari karena kejadian ini, aku bisa sesigap semalam untuk menyelamatkan diri di tengah suasana genting ya. Di saat panik, masih sempat membangunkan kawanku sambil beberes barang bawaan, berpakaian siap kabur, dan mengecek keadaan lorong lantai 6.
Ca, pertahankan kesigapanmu, Nak.
- ca
4 notes
·
View notes
Text
Sembunyi Dibalik Lemari, Napi yang Kabur dari Rutan Sumenep Diringkus
Sembunyi Dibalik Lemari, Napi yang Kabur dari Rutan Sumenep Diringkus
Sumenep – Pelarian Baidi, satu dari dua nara pidana yang kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Sumenep, Jawa Timur, akhirnya berakhir. Dia tertangkap petugas saat bersembunyi dirumah keluarganya di Kabupaten Situbondo.
Penangkapan satu napi ini, dilakukan oleh jajaran Rutan Sumenep, dengan dibantu oleh jajaran kepolisian Polres Situbondo.
Kepala Rutan Klas IIB Sumenep, Beni Hidayat…
View On WordPress
0 notes
Text
Lompat Tembok, 2 Napi Kabur dari Lapas
SIMALUNGUN, FaseBerita.ID – Dua narapidana pindahan dari Rutan Cabang Pancur Batu dan Rutan Tanjung Gusta, Medan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Pamatang Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Padahal, keduanya baru sebulan dua minggu dipindah ke Lapas Narkotika Raya. Keduanya melarikan diri dengan cara memanjat tembok dekat menara air Lapas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
View On WordPress
0 notes
Text
Napi yang Kabur dari Lapas Papua Tertangkap di Bitung
Napi yang Kabur dari Lapas Papua Tertangkap di Bitung
“Kedua narapidana ini merupakan residivis yang cukup berbahaya. Mat Pece adalah residivis kasus pencurian dengan kekerasan. Sedangkan Rully, residivis kasus pembunuhan. Dari informasi diduga kedua lelaki tersebut adalah dalang kerusuhan dan pembakaran di Lapas Klas IIB Sorong, Papua”
AKP Taufiq Arifin, Kasat Reskrim Polres Bitung.
BITUNG, publikreport.com – Dua narapidana yang kabur dari…
View On WordPress
0 notes
Text
Sebanyak 57 Napi Lapas Narkotika Langkat Belum Tertangkap
Sebanyak 57 Napi Lapas Narkotika Langkat Belum Tertangkap
MEDAN – Hingga Senin (20/5/2019), sebanyak 57 narapidana yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas III Simpang Ladang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, belum tertangkap.
“Narapidana (napi) yang menyerahkan diri ada 113 orang dari jumlah 170 orang yang kabur, saat terjadinya kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Langkat,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum…
View On WordPress
0 notes